Buku Tamu/Komentar
Friday, October 26, 2012
Sejarah Ayam Pelung
Ayam
pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi
(Jawa Barat). Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya
tampak menonjol. Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal. Ayam
pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi
nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi
jengger tersebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan dewasa
mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina
2,5 Kg – 3,5 Kg.
Nama
ayam pelung umumnya masih belum banyak dikenal di kalangan masyarakat
Indonesia. kecuali masyarakat Cianjur dan Sukabumi karena ayam pelung berasal
dari daerah tersebut. menurut para pakar pelung, keberadaan ayam pelung sudah
dikenal lebih dari satu abad. Ayam pelung ini banyak dikenal oleh masyarakat
sekitar kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Mungkin, anda yang membaca artikel ini pun bertanya-tanya sebenarnya apa keistimewaan ayam pelung. ayam pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang hingga sampai sekarang ini masih banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi. Keistimewaan ayam ini adalah suara kokok nya yang panjang dan merdu. menurut pakar pelung, kata pelung berasal dari kata melewung (basa sunda) yang artinya adalah suara besar yang mengalun panjang dan menggema. joago pelung jika sudah berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan ada yang sampai menyentuh tanah.
Konon awalnya Ayam pelung Berasal dari salah satu kampung di Kecamatan Warung kondang yang terletak di kaki Gunung Gede. Pada tahun 1850, Mama Djarkasih pada suatu malam bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana. Dalam mimipinya Mama Djarkasih diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat mengambil seekor ayam, ketika pergi ke ladang untuk bercocok tanam, beliau melihat seekor anak ayam yang berbulu jarang. Teringat pada mimpinya beliau membawanya pulang ayam tersebut. Setelah ayam itu besar, temyata berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu. kemudian Mama Djarkasih menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung.
Mungkin, anda yang membaca artikel ini pun bertanya-tanya sebenarnya apa keistimewaan ayam pelung. ayam pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang hingga sampai sekarang ini masih banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi. Keistimewaan ayam ini adalah suara kokok nya yang panjang dan merdu. menurut pakar pelung, kata pelung berasal dari kata melewung (basa sunda) yang artinya adalah suara besar yang mengalun panjang dan menggema. joago pelung jika sudah berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan ada yang sampai menyentuh tanah.
Konon awalnya Ayam pelung Berasal dari salah satu kampung di Kecamatan Warung kondang yang terletak di kaki Gunung Gede. Pada tahun 1850, Mama Djarkasih pada suatu malam bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana. Dalam mimipinya Mama Djarkasih diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat mengambil seekor ayam, ketika pergi ke ladang untuk bercocok tanam, beliau melihat seekor anak ayam yang berbulu jarang. Teringat pada mimpinya beliau membawanya pulang ayam tersebut. Setelah ayam itu besar, temyata berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu. kemudian Mama Djarkasih menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung.
Bagi masyarakat Cianjur kokokan Ayam Pelung digunakan sebagai pertanda bahwa
waktu untuk shalat subuh sudah tiba. Ada juga sebagian penduduk yang
mempercayai bahwa memelihara Ayam Pelung dapat mendatangkan rezeki,
ketentraman, dan kebahagiaan hidup, tentu jika Ayam Pelung tersebut dirawat
dengan baik.
Maka
dari itu Ayam Pelung menjadi ciri khas daerah Cianjur yang dilestarikan dan
dikembangkan sebagai salah satu hewan unggul asli Indonesia. Ayam Pelung
memiliki tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun,
pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam pelung
ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan
dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.
Kongkur
biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang
luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap
penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat.
Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara. Secara fisik
ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri
khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini
dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang
begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan suara yang panjang, ada yang
berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya, contohnya
“ela-elu-ela” “oooooook”
Kelebihan inilah yang menjadikan ayam pelung dikenal banyak orang, bahkan sampai keluar negeri. Untuk itulah, guna melestarikan dan mengangkat nama ayam pelung ini serta untuk memberikan daya tarik daerah, setiap tahun diadakan kontes ayam pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam pelung terbaik yang menjadi juara kontes harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Kini
ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan di Cianjur. Untuk
mendapatkan bibit ayam ini bisa datang ke Kecamatan Warungkondang, Pacet,
Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang
sudah menghasilkan suara bagus, Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena
harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor. Sedangkan untuk ayam betinanya yang
masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800 ribu. Harga yang tidak murah
bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan mencintai
keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment